PERPUSTAKAAN NGUDI KAWRUH
Home » » Minat Baca Anak di Indonesia Bag. I

Minat Baca Anak di Indonesia Bag. I

  MINAT BACA DI INDONESIA

 Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat.

Di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat miskin yang lebih mengutamakan kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan rumah, daripada mengutamakan buku atau pendidikan. Bahkan masyarakat yang telah mampu lebih mengutamakan membeli sesuatu yang dapat meningkatkan prestise mereka, seperti HP, mobil, ketimbang buku. Mereka juga lebih menghabiskan waktu luang dengan mengunjungi tempat-tempat hiburan atau menonton televisi. Kedua situasi ini disebabkan karena belum adanya budaya membaca di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah, praktisi pendidikan, LSM dan masyarakat telah dan sedang melakukan berbagai upaya yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca.

Berdasarkan laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan Studi IEA (International Association for the Evalution of Education Achievermen) di Asia Timur, tingkat terendah membaca anak-anak di pegang oleh negara Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina (skor 52.6); Thailand (skor 65.1); Singapura (74.0); dan Hongkong (75.5). Dan dari Survei Badan Pusat Statistik tahun 2003, hanya 16,8 persen anak-anak berumur 10-19 tahun yang membaca koran atau majalah. Sedangkan yang menonton televisi sebanyak 90,6 persen. Namun, pada tahun 2006, terjadi peningkatan jumlah anak-anak yang membaca koran atau majalah hingga sebesar 23,46 persen. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa kebiasaan membaca anak Indonesia masih tergolong kurang, namun mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kurangnya Minat Membaca

Yang menyebabkan kurangnya minat membaca terutama di kalangan pelajar ada 4 faktor, diantaranya:

1. Budaya membaca yang belum pernah diwariskan oleh nenek moyang kita. Masyarakat Indonesia lebih terbiasa mendengar dan belajar tentang dongeng, kisah, adat istiadat secara verbal atau lisan. Sehingga tidak ada pembelajaran secara tertulis yang dapat menimbulkan kebiasaan membaca.

2. Sistem pembelajaran di Indonesia juga telah membuat siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru mengajar di kelas daripada membaca buku sebanyak-banyaknya.

3. Munculnya permainan (game) yang makin canggih dan variatif serta tayangan televisi yang semakin menarik, telah mengalihkan perhatian anak dari buku. Tempat hiburan yang makin banyak didirikan juga membuat anak-anak lebih banyak meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku.

4. Selain itu, sarana untuk memperoleh bacaan masih minim. Makin meningkatnya harga buku membuat orangtua tidak mengutamakan pembelian buku kecuali buku-buku yang diwajibkan oleh sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah yang dapat memfasilitasi anak-anak agar dapat membaca buku. 
untuk itu diharapkan dengan hadirnnya perpustakaan di desa-desa bisa mengemban misi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di sekitarnya, karena fungsi dari perpustakaaan salah satunya yaitu sebagai tempat belajar seumur hidup (longlife education)

0 komentar:

Posting Komentar